Monday, December 9, 2024
HomeBerita KameraWawancara: Kamera dan Lensa Fujifilm Terbaru di 2024

Wawancara: Kamera dan Lensa Fujifilm Terbaru di 2024

Seperti yang kita ketahui, Fujifilm telah merilis beberapa model kamera dan lensa baru di ajang pameran CP+ 2024 belum lama ini. Melalui dua wawancara eksklusif dengan perwakilan Fujifilm, kita mendapatkan informasi lengkap tentang rencana dan strategi mereka ke depannya. Jadi, mari kita gali lebih dalam mengenai apa saja yang bisa kita harapkan dari Fujifilm di tahun 2024 ini!

Key Takeaways

  • Fujifilm tidak berencana menghentikan lini X-Pro dan X-E
  • Generasi kedua lensa XF seperti 16-50mm f/2.8-4.8 sedang dipersiapkan
  • Fujifilm berkomitmen mempertahankan sensor X-Trans
  • X100VI hadir dengan IBIS dan AF terbaru setara X-T5
  • Edisi terbatas X100VI untuk perayaan 90 tahun Fujifilm
  • Sambutan untuk GFX100II dan 100S sangat positif
  • Fokus ke depan adalah pengembangan sensor medium format 100MP
  • Lensa 500mm f/5.6 akan memperkuat jajaran lensa super tele GFX
  • Tombol PSAM dinilai lebih nyaman bagi fotografer era modern

Pembaruan Lini Kamera X Seri

Mengenai kabar yang beredar bahwa Fujifilm berniat menghentikan seri X-Pro, pernyataan resmi dari pihak Fujifilm menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar. Meskipun belum ada kepastian kapan tepatnya X-Pro4 akan diluncurkan, Fujifilm masih memiliki harapan besar untuk melanjutkan lini ini.

Selain itu, Fujifilm juga mengonfirmasi bahwa mereka tidak berencana menghentikan lini X-E. Namun seperti X-Pro4, mereka masih belum dapat membagikan informasi pasti mengenai X-E5.

Salah satu bidang yang belum banyak digarap oleh Fujifilm adalah fotografi olahraga atau aksi. Mereka mengakui bahwa ini merupakan pasar yang cukup menantang namun dari feedback yang diterima, langkah mereka di bidang ini sudah mendapat respon positif.

Fujifilm akan terus memperkuat jajaran lensa mereka dengan merilis lensa generasi kedua seperti XF16-50mm f/2.8-4.8. Selain itu, Fujifilm menegaskan bahwa mereka tidak berencana untuk beralih ke sensor Bayer karena sensor X-Trans memiliki keunggulan tersendiri dalam menekan efek moire dan aberasi kromatik.

Apa yang Baru di X100VI?

Fujifilm X100VI dirilis dengan mengusung stabilisasi gambar (IBIS) dan prosesor REALA ACE, dua fitur yang memang diminta oleh banyak penggemar seri ini. Unit IBIS di X100VI bahkan jadi yang terkecil dan terlangsingnya, sekitar 6mm lebih tipis dibanding X-T5!

Selain itu, AF di X100VI juga dikatakan setara dengan kamera Fujifilm generasi kelima terbaru. Dengan desain ikonik yang tetap dipertahankan – hanya ukuran grip yang sedikit lebih besar untuk kenyamanan genggam – tidak heran jika Fujifilm juga merilis edisi terbatas untuk merayakan ulang tahun ke-90 mereka.

Menyoal produk edisi terbatas, Fujifilm menyatakan mereka tidak ingin berlebihan, kecuali mungkin untuk perayaan ulang tahun ke-100 nanti.

Medium Format GFX

Untuk sistem kamera Fujifilm GFX, mereka mengaku cukup puas dengan sambutan untuk GFX100II karena banyak diadopsi baik oleh fotografer profesional maupun sineas. Bahkan omzetnya pun dilaporkan melampaui ekspektasi Fujifilm.

GFX100S yang dijual dengan harga lebih terjangkau juga masih tetap populer. Melihat sensor kamera APS-C dan full frame sekarang sudah mencapai resolusi 40-60MP, Fujifilm memutuskan untuk fokus menggarap sensor medium format 100MP.

Ergonomi menjadi perhatian khusus bagi Fujifilm dan salah satu keputusan desain yang mereka nilai positif adalah pergantian tombol shutter speed dengan dial mode kamera.

Bagi penggemar fotografi satwa liar dan olahraga, kabar gembira adalah Fujifilm berniat menjajaki pasar ini untuk sistem GFX dengan merilis lensa GF500mm f/5.6. Mereka menyadari bahwa untuk keperluan tele-foto, desain lensa tidak terlalu jauh berbeda antara sensor kecil dan besar, jadi kenapa tidak mencobanya di medium format?

Tentu saja, lensa GF 500mm f/5.6 ini akan berukuran cukup besar, tetapi Fujifilm berjanji untuk membuat komponen AF seringkas mungkin. Adapun yang paling menantang untuk didesain adalah lensa tilt-shift karena membutuhkan image circle yang sangat luas hingga proses pengembangannya mencapai lebih dari 4 tahun!

Menutup wawancara, Fujifilm memberi pendapat mereka mengenai kontroversi penggunaan tombol PSAM di kamera modern. Menurut mereka, pendekatan ini justru lebih cepat bagi fotografer meskipun kamera-kamera klasik dengan sistem pengaturan dial sedang naik daun kembali. Pengguna hybrid khususnya tampaknya juga lebih memilih pendekatan tombol PSAM.

Bhakti Utamahttp://blog.bhaktiutama.com
A writer and photographer with a passion for technology, astronomy, and virtual reality. Skilled in multiple programming languages, specializing in software architecture.
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest

Most Popular

Catatan Kami