Ini adalah artikel yang disusun dari kultwit bang Arbain Rambey. Kali ini mengenai panduan lengkap setting white balance dalam fotografi digital. Setiap kultwit sudah mendapatkan ijin dari beliau untuk kami jabarkan dalam bentuk artikel singkat, kami tambahkan beberapa ilustrasi agar lebih mudah dipahami.
Oleh : Arbain Rambey (via twitter : @arbainrambey)
Penentuan white balance (WB) adalah elemen sangat penting dalam fotografi digital karena di situ kita menentukan warna foto kita. Pada era fotografi film, warna foto ditentukan oleh film yang kita pakai. Pilih film daylight atau tungsten. Hanya ada dua pilihan. Sisanya menggunakan filter-filter.
Di era digital, setting white balance ditentukan sebelum memotret atau bisa juga setelah memotret kalau memakai format RAW. Pemilihan bukan masalah benar atau salah, tetapi masalah “Kita mau jadinya sepreti apa”. Kalau kita ingin warna di foto kita seperti yang dilihat mata maka WB harus tepat. Tapi WB yang meleset kadang malah menghasilkan foto unik dan menarik.
Untuk mendapatkan WB yang tepat, kita harus tahu persis suhu warna yang ada di area pemotretan. Suhu warna di studio mudah diduga sebab lampu-lampu yang digunakan jelas spesifikasinya. Dengan demikian satu variable yang tepat judah didapatkan.
Tetapi pada pemotretan seperti fotografi interior, suhu warna yang ada sulit ditentukan karena banyak sumber cahaya acak. Setting tepat sulit didapatkan. Padahal pada fotografi interior akurasi diperlukan untuk mendapatkan akurasi warna rancangan interior. Untuk itu kita harus menentukan daerah mana yang tepat. Di situ kita melakukan custom dengan menempatkan sebuah tolok ukur. Tolok ukur bisa berupa kertas abu-abu atau putih. Usai pemotretan, akurasi dilakukan dengan mengkoreksi sang tolok ukur agar seperti warna aslinya (dengan begitu bagian selain tolok ukur akan menyesuaikan).
Setting White Balance Secara Umum
Kita bahas soal suhu warna dalam white balance, yang sebenarnya bukan masalah panas atau dingin. Mata kita selalu melihat warna dengan benar selama cahaya cukup karena mata kita selalu melakukan koreksi tergantung cahaya yang ada. Tetapi, kamera tidak bisa seperti mata manusia. Kamera butuh “diberitahu” soal white balance dan dia hanya menurut saja.
Warna cahaya adalah dari merah sampai ungu. Skala 0 derajat Kelvin sangat merah, sementara skala 10.000 derakat Kelvin sangat ungu. Oleh seorang ilmuwan bernama Lord Kelvin (Wiliam Thomson), yang juga menciptakan lemari es, cahaya dikelompokkan dalam skala Kelvin. Jadi, cahaya dari kuning sampai merah, pasti di bawah 5000K. Cahaya biru sampai ungu pasti di atas 5000K.
Dalam kamera kita ada kode-kode untuk setting white balance yang sebenarnya bertujuan untuk memudahkan setting. Untuk kamera profesional bisa diatur dari skala Kelvin, bukan hanya dari simbol saja. Misalnya sebagai berikut :
- Gambar rumah bayangan u 8000K
- Gambar awan untuk 7000K
- Gambar matahari untuk 5000K
- Gambar neon u sekitar 4000K
- Gambar bohlam untuk 3000K
Cahaya matahari sesungguhnya 5000K. Tapi langit biru ikut membirukan foto kita sehingga koreksi 500K perlu diberikan. Menjadi 5500K. Di bawah bayangan (misal bayangan rumah atau pohon) itu diberi Kelvin tinggi karena yang mencahayai foto kita adalah pantulan langit biru semata, atau sangat biru.
Contoh kasus misalkan foto kita kekuningan, artinya setting white balance terlalu tinggi, turunkan misal dari awan ke matahari. Menurunkan yang lain, misalnya dari gambar matahari ke gambar bohlam, atau dari 5000K ke 3000K. Masih kuning? Turunkan lagi. Sebaliknya, jika foto kita kebiruan artinya terlalu rendah. Naikkan setting WB dengan mengganti dari gambar matahari ke awan atau dari 5000K ke 7000K dan seterusnya.
Kita bisa mengkoreksi foto kita setelah melihat di LCD. Semakin sering memotret, kita semakin mudah membayangkan warna cahaya yang ada.
Beberapa Contoh Studi Kasus :
- Jika kamera di set untuk daylight (logo matahari), artinya kamera disiapkan untuk terima cahaya yang suhunya 5000 K. Kamera yang di set untuk “daylight” dipakai memotret dalam suasana cahaya kekuningan, gambar yang dihasilkan akan kekuningan juga.
- Jika kamera di set ke gambar bohlam (3000K) lalu dipakai memotret outdoor siang, foto akan kebiruan.
- Jika kamera di set ke gambar awan (sekitar 8000K) lalu dipakai memotret suasana siang normal, foto akan kekuningan.
- Jika ingin menghasilkan warna yang normal (balance), maka gunakan setting sesuai kondisi cahaya pemotretan.
White Balance Untuk Hasil Unik
Foto yang baik adalah foto yang warnanya sesuai dengan yang dilihat mata normal di bawah cahaya matahari yang normal pula. Tapi tak selalu foto yang white balance-nya tepat adalah foto yang bagus. Ada kalanya white balance memang sengaja kita buat salah untuk hasil yang unik.
Misalkan memotret di studio dengan lampu daylight, tetapi gambar bohlam maka jadilah mahluk Avatar (kebiruan). Atau memotret sunrise/sunset coba pasang gambar awan atau 7000K, akan menghasilkan suasana keemasan sangat indah. Kalau memotret sunrise/sunset dengan setting benar secara logika (yaitu 4000K) , suasana yang terekam berwarna putih (terkesan flat).
Sekali lagi membuat setting yang salah kadang justru membuat foto menarik. Memotret sunrise/sunset dengan settting berawan, membuat pantulan air berwarna keemasan. Suasana kekuningan kadang malah membuat “hangat” dan kebiruan membuat “mewah”.
Contoh Foto
Foto berikut ini diambil pukul 5.30, matahari belum keluar (daylight) dan memakai tambahan flash. Diatur untuk akurasi warna kulit, yaitu 5500K (Flash). Maka, latar belakang menjadi kebiruan karena matahari belum keluar. Sumber foto dari bang Arbain Rambey dilihat disini.
Contoh foto berkut sengaja dibuat kekuningan. Sumber foto milih bang Arbain Rambey dari sini.
Setting white balance hanya perlu jika kita menganggap warna penting. Untuk foto hitam putih (BW), white balance tak perlu sama sekali. Manakala warna begitu penting,memotretlah dengan format RAW. File RAW bisa mentoleransi kesalahan warna separah apapun!. Demikan, semoga bermanfaat.
mengapa kalau menyetting harus rapi dan benar
Terima kasih tuan,penerangan tuan cukup membantu saya yang baru2 bermula untuk belajar kamera DSLR
kalo pake kamera saku bisa ngga ?